ID   EN
Universitas Mercu Buana

Berita UMB

SEMINAR NASIONAL BERSAMA UMB YKCB DAN PPAD PADA HARI KESAKTIAN PANCASILA: MENEGAKKAN PANCASILA YANG DILUPAKAN

   633    2 min

M

asih adakah Pancasila? Jawabannya di atas kertas tentu Pancasila masih ada. Akan tetapi, apakah Pancasila telah diimplementasikan dengan sungguh-sungguh? Boleh jadi, implementasi nilai-nilai Pancasila hanya manis dibibir bahkan hanya menjadi jargon. Terbukti, kehidupan bangsa dan bernegara pada saat ini semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila. Kehidupan seluruh aspek berbangsa bernegara menjadi sangat liberal. Dan, menjadi realitas bahwa liberalisme telah mendorong pula kembalinya ekstrim kanan (keagamaan) dan ekstrim kiri (komunis).


Tanggal 1 Oktober 2014 ini, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, menjadi momentum penting untuk menegakkan kembali Pancasila sebagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab itu, Seminar Nasional dengan tema Menegakkan Kembali Pancasila memiliki nilai strategis dalam upaya memperkuat jati diri bangsa. Pelaksanaan seminar ini merupakan kerjasama Universitas Mercu Buana, Yayasan Kajian Citra Bangsa dan Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat. Adapun narasumber yang dihadirkan adalah Mayjen TNI Purn. Soetoyo NK (pemerhati masalah ideologi), Taufiq Ismail (budayawan dan saksi sejarah) dan Dr. Heri Budianto (Dosen FIKOM UMB dan pakar komunikasi politik). Seminar ini diikuti sekitar 450 peserta terdiri dari Mahasiswa UMB, pengurus BEM, guru sejarah SMA/SMK dan tokoh-tokoh masyarakat.

Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila diharapkan pembangunan nasional kembali kepada arah yang benar, seperti yang diamanatkan melalui cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Yakni, membangun bangsa yang Berke-Tuhanan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kedaulatan Rakyat yang dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta berkeadilan sosial. Menjadi tugas lembaga pendidikan dan seluruh komponen bangsa untuk memperjuangkan Pancasila menjadi sikap hidup bangsa Indonesia.

Dihapuskannya BP7 dan Penataran P4 membuat Pancasila tidak lagi memiliki sarana sosialisasi. Apalagi di sekolah-sekolah Pendidikan Moral Pancasila (PMP) tidak lagi diajarkan. Pancasila hanya menjadi bagian kecil di dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Akibatnya, Pancasila menjadi terdegradasi, bahkan mulai dilupakan orang. “Namun, sekarang kesadaran komponen bangsa untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila melalui kehidupan berbangsa dan bernegara mulai tumbuh,” kata Rektor Universitas Mercu Buana DR. Arissetyanto Nugroho, MM, saat pidato pembukaan acara seminar nasional tersebut, bertempat di Menara UMB Lantai 7, Kampus Menara Bhakti UMB Jakarta Barat, 1/10/14.

Keinginan untuk menegakkan Pancasila yang semakin dilupakan pun menjadi arus kuat. Terbukti pemilihan kepala daerah dikembalikan kepada DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pilkada tidak langsung ini merupakan implementasi dari pelaksanaan UUD 1945 dan sila ke-4 Pancasila. “Sedangkan Pilkada langsung lebih mengadopsi demokrasi liberal, yakni, demokrasi ala barat,” tutur DR. Arissetyanto Nugroho.

Pancasila sendiri terbukti memiliki kekuatan menangkis masuknya ideologi-ideologi. Sebut saja adanya Pemberontakan G 30 S 1965/PKI yang membantai para petinggi TNI AD dengan tujuan menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno. Jika G 30 S 1965/PKI berhasil, maka komunis akan dijadikan sebagai ideologi pengganti Pancasila. “Untung saja Pak Harto berani mengambil keputusan tegas, menghancurkan pemberontakan tersebut dalam waktu yang singkat. Kemudian dengan berbekal Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno, Pak Harto membubarkan PKI dan organisasi-organisasi pendukungnya,” kata Mayjen TNI. Purn. Lukman R Boer, Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa. Semoga ideologi Pancasila menjadi terinternalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(Biro Sekretariat Universitas & Hubungan Masyarakat / [email protected] / fb:humas.mercubuana)



Next PostPrevious Post