JAKARTA — Universitas Mercu Buana (UMB) Menteng menggelar festival musik Mephoria 2025 di Galeri Cipta 2, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, yang memadukan musisi lintas generasi dalam satu ruang dialog kreatif. Acara yang berlangsung sepanjang akhir pekan itu menampilkan talkshow, kompetisi musik, pertunjukan, serta bazar UMKM yang melibatkan mahasiswa dan peserta dari berbagai daerah.

Mephoria 2025 merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Event Management di bawah koordinasi Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, S.Sos., M.T., dan dikerjakan oleh mahasiswa Program Studi Public Relations angkatan 2023. Dengan mengangkat tema “Musik Menyatukan Generasi”, festival ini menjadi wadah pembelajaran sekaligus pertemuan gagasan mengenai peran musik sebagai medium komunikasi antarzaman.

Ruang Dialog Antargenerasi

Sesi talkshow menghadirkan penyanyi Vina Panduwinata yang merepresentasikan era 1980-an dan musisi muda Arash Buana dari generasi Z. Dalam diskusi, keduanya menguraikan perjalanan karier, perubahan pola komunikasi dengan audiens, hingga pergeseran industri musik dari format analog menuju digital.

Perspektif lintas generasi tersebut memberikan gambaran bagi peserta mengenai bagaimana musik bekerja sebagai jembatan sosial yang menghubungkan cara berpikir, ekspresi, dan nilai yang berkembang di setiap zaman.

Selain talkshow, kompetisi musik menjadi salah satu agenda yang menarik perhatian. Peserta ditantang membawakan karya dari dua era berbeda sebagai bentuk eksplorasi komunikasi simbolik. Mereka harus memahami konteks sosial di balik lagu yang dibawakan, sekaligus menerjemahkan kembali pesan musikalnya bagi audiens masa kini.

Daffa Tezar Maulana (Band 10), Perwakilan Juara 1 kompetisi, menyatakan bahwa format kompetisi yang menggabungkan dua era musik memberi pengalaman baru dan memperluas wawasan bermusik. Banyak peserta pelajar juga mengapresiasi pengalaman mengikuti festival secara langsung, termasuk keberagaman tenant bazar dan dinamika kegiatan sepanjang acara.

Dari sesi diskusi, sejumlah peserta menilai Mephoria memperkaya pemahaman mereka tentang hubungan antara musik dan komunikasi lintas generasi. Mereka menyebut bahwa wacana mengenai proses kreatif dan pengalaman personal para narasumber memberi perspektif yang jarang ditemukan dalam forum akademik maupun komunitas.

Laboratorium Komunikasi yang Hidup

Festival ini disebut menjadi ruang praktik komunikasi yang komprehensif bagi mahasiswa. Bentuk kegiatan mulai dari manajemen audiens, penyusunan personal branding, hingga pelaksanaan bazar UMKM memungkinkan mahasiswa menerapkan teori komunikasi pemasaran secara langsung, termasuk aspek brand activation dan desain visual promosi.

Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi UMB Menteng, Dr. Santa Margaretha Niken Restaty, M.Si., menegaskan bahwa Mephoria merupakan contoh penerapan keilmuan komunikasi secara konkret. “Mahasiswa tidak hanya belajar tentang produksi pesan, tetapi juga bagaimana mengelola audiens, membangun branding acara, dan memahami komunikasi lintas generasi melalui musik,” ujarnya.

Ketua Pelaksana Mephoria 2025, Dymie Aldaffa Pratama, menambahkan bahwa esensi festival terletak pada kolaborasi dan pemaknaan musik sebagai bahasa simbolik. “Kami ingin menghadirkan acara yang bukan sekadar hiburan, tetapi juga ruang refleksi tentang bagaimana musik bekerja sebagai jembatan antargenerasi,” katanya.

Tentang Mephoria 2025

Mephoria 2025 merupakan festival kreatif tahunan mahasiswa UMB Menteng yang dirancang sebagai ruang eksplorasi, eksperimen, dan penerapan teori komunikasi secara langsung. Melalui perpaduan musik, diskusi publik, kompetisi, dan bazar, festival ini diharapkan dapat terus menjadi laboratorium kreatif bagi mahasiswa dalam memahami dinamika komunikasi di tengah perubahan zaman.