Penerapan Iptek PLTS Berbasis IoT Diharapkan Jadi Solusi untuk Masyarakat

Masyarakat Desa Kojagete, NTT
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Edukasi – 10 November 2022 lalu, tim dosen dari Universitas Mercu Buana melaksanakan kegiatan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) berupa pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berbasis Internet of Things (IoT) di Kampung Lo’ang, Desa Kojagete, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Aktivitas Erupsi Gunung Ile Lewotolok Masih Tinggi, Menurut Badan Geologi

Kegiatan ini merupakan bagian dari program hibah Matching Fund tahun 2022 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia. 

Penerapan Iptek pada masyarakat merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi yang diharapkan dapat mendorong terciptanya berbagai macam inovasi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini sejalan dengan Tridharma Perguruan Tinggi dalam menjalankan pengajaran, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat.

Kamu Bisa Berbagi Foto Tanpa Internet, Ada Fitur Punya iPhone

Penerapan Iptek berupa sistem PLTS berbasis IoT di Kampung Lo’ang ini adalah salah satu bentuk penerapan produk teknologi Perguruan Tinggi yang sejalan dengan IKU No.5 yaitu hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat. PLTS berbasis IoT merupakan produk teknologi yang dirancang oleh tim dosen dari Universitas Mercu Buana dalam memberikan solusi terhadap ketiadaan akses listrik di Kampung Lo’ang, NTT

Masyarakat Desa Kojagete, NTT

Photo :
  • Istimewa
Blockchain Bikin Transaksi Keuangan Lintas Batas Enggak Ribet

Masyarakat di Kampung Lo’ang ini telah hidup berpuluh-puluh tahun dalam kegelapan dan belum pernah mendapatkan akses listrik sebelum hadirnya PLTS ini. Kepala Desa Kojagete, Malik, mengungkapkan bahwa seluruh wilayah Desa yang menjadi teritorinya belum memiliki akses listrik dan Kampung Lo’ang ini merupakan wilayah pertama yang masuk listrik di Desa Kojagete. 

“Desa Kojagete ini memiliki 5 (lima) Kampung yang tersebar di pesisir pantai, dan baru Kampung Lo’ang ini saja yang sudah mendapatkan listrik,” ujarnya. 

Selain didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi, Republik Indonesia, program Matching Fund 2022 ini juga menggandeng mitra kerjasama dari dunia Industri. Dalam kegiatan ini, Universitas Mercu Buana bekerjasama dengan Yayasan Wakaf Energi Nusantara yang merupakan penggagas dari gerakan Berbagi Listrik. Gerakan Berbagi Listrik telah hadir sejak tahun 2018 dalam menyediakan akses listrik bagi daerah-daerah terpencil. Berbagi Listrik telah menjalankan kegiatan di 23 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh hingga Maluku.

Dalam menjalankan kegiatannya, Berbagi Listrik menggandeng berbagai stakeholder baik dalam hal pendanaan maupun pengelolaan program. Mitra kerjasama dari kegiatan Berbagi Listrik diantaranya adalah lembaga filantropi, lembaga ZISWAF, Kementerian/ Lembaga Negara, pemerintah lokal, kelompok usaha, CSR perusahaan, dan perguruan tinggi.

Founder Berbagi Listrik, Irvan Hermala, menyatakan bahwa kegiatan implementasi PLTS di Kampung Lo’ang, NTT ini merupakan kolaborasi yang baik dan diharapkan dapat mendukung mitra industri dalam melakukan hilirisasi produk. 

“Diharapkan produk teknologi yang dihasilkan ini dapat diterapkan dalam program-program Berbagi Listrik selanjutnya di wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Dalam kegiatan penerapan Iptek di Kampung Lo’ang ini, tim dosen dari Universitas Mercu Buana melakukan pemasangan PLTS dengan kapasitas sebesar 8.500-watt peak menggunakan panel surya berkapasitas 270-watt peak sebanyak 32 unit dan baterai VRLA sebanyak 24 unit.

Panel surya yang digunakan mengandung komponen TKDN sebesar 47,5 persen, sementara baterai mengandung komponen TKDN sebesar 62,3 persen. Dengan spesifikasi tersebut, PLTS berbasis IoT ini dapat mengalirkan listrik ke 48 rumah di Kampung Lo’ang dengan daya listrik tiap rumah sebesar 200 watt per hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya