Senin 12 Dec 2022 22:07 WIB

Warga Kampung Lo'ang, NTT Kini Nikmati Akses Listrik 

Warga Kampung Lo'ang bertahun-tahun hidup tanpa listrik.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemasangan instalasi PLTS (ilustrasi).
Foto: dok SUNterra
Pemasangan instalasi PLTS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim dosen dari Universitas Mercu Buana baru-baru ini melaksanakan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berbasis Internet of Things (IoT) di Kampung Lo’ang, Desa Kojagete, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini merupakan bagian dari program hibah Matching Fund tahun 2022 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

 

 

Masyarakat di Kampung Lo’ang ini telah hidup berpuluh-puluh tahun dalam kegelapan dan belum pernah mendapatkan akses listrik sebelum hadirnya PLTS ini. Kepala Desa Kojagete, Malik, mengungkapkan bahwa seluruh wilayah Desa yang menjadi teritorinya belum memiliki akses listrik dan Kampung Lo’ang ini merupakan wilayah pertama yang masuk listrik di Desa Kojagete. 

 

"Desa Kojagete ini memiliki lima Kampung yang tersebar di pesisir pantai, dan baru Kampung Lo’ang ini saja yang sudah mendapatkan listrik," kata Malik dalam keterangan yang diterima pada Senin (12/12/2022). 

 

Selain didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi, Republik Indonesia, program Matching Fund 2022 ini juga menggandeng mitra kerjasama dari dunia Industri. Dalam kegiatan ini, Universitas Mercu Buana bekerjasama dengan Yayasan Wakaf Energi Nusantara yang merupakan penggagas dari gerakan Berbagi Listrik. 

 

Gerakan Berbagi Listrik telah hadir sejak tahun 2018 dalam menyediakan akses listrik bagi daerah-daerah terpencil. Berbagi Listrik telah menjalankan kegiatan di 23 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh hingga Maluku.

 

Dalam menjalankan kegiatannya, Berbagi Listrik menggandeng berbagai stakeholder baik dalam hal pendanaan maupun pengelolaan program. Mitra kerjasama dari kegiatan Berbagi Listrik diantaranya adalah lembaga filantropi, lembaga ZISWAF, Kementerian/ Lembaga Negara, pemerintah lokal, kelompok usaha, CSR perusahaan, dan perguruan tinggi. 

 

Founder Berbagi Listrik, Irvan Hermala, menyatakan bahwa kegiatan implementasi PLTS di Kampung Lo’ang, NTT ini merupakan kolaborasi yang baik dan diharapkan dapat mendukung mitra industri dalam melakukan hilirisasi produk. 

 

"Diharapkan produk teknologi yang dihasilkan ini dapat diterapkan dalam program-program Berbagi Listrik selanjutnya di wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesia," ujar Irvan.

 

Dalam kegiatan penerapan Iptek di Kampung Lo’ang ini, tim dosen dari Universitas Mercu Buana melakukan pemasangan PLTS dengan kapasitas sebesar 8.500-watt peak menggunakan panel surya berkapasitas 270-watt peak sebanyak 32 unit dan baterai VRLA sebanyak 24 unit. 

 

Panel surya yang digunakan mengandung komponen TKDN sebesar 47,5 persen, sementara baterai mengandung komponen TKDN sebesar 62,3 persen. Dengan spesifikasi tersebut, PLTS berbasis IoT ini dapat mengalirkan listrik ke 48 rumah di Kampung Lo’ang dengan daya listrik tiap rumah sebesar 200 watt per hari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement