Headline

Tetap Waspadai Gelombang Panas

Kemungkinan gelombang panas ekstrem terjadi di Indonesia kecil. Meski demikian, langkah mitigasi tetap harus disiapkan.

Fokus

Tumpukan Pekerjaan Rumah Kurikulum Merdeka

Pemerintahan baru diharap untuk tidak secara mudah mengubah kurikulum pendidikan yang sudah ada di sekolah-sekolah.

Rektor UMB: Dua Reaksi Ini Diperlukan untuk Mengurangi Kerusakan Serangan Siber

Mediaindonesia.com
10/6/2023 08:20
Rektor UMB: Dua Reaksi Ini Diperlukan untuk Mengurangi Kerusakan Serangan Siber
Rektor Universitas Mercu Buana Prof. Dr. Andi Adriansyah, M. Eng.(Ist)

Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, telah terjadi peningkatan penggunaan jaringan internet di seluruh dunia. Namun, peningkatan ini juga menyebabkan meningkatnya aktivitas kejahatan dunia maya dan konsekuensi yang terkait dengannya. Karena jaringan yang rentan merupakan sasaran utama serangan, perlindungan keamanan siber sangat penting. Prof. Dr. Andi Adriansyah, M. Eng., Rektor Universitas Mercu Buana, tertarik untuk mencari solusi atas masalah ini karena hal ini.

Menurut Andi, yang melakukan penelitian bersama Arif Basuki, penting untuk melakukan pemindaian jaringan untuk menemukan kelemahan jaringan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang dalam melawan serangan siber.

Guru Besar Teknik Elektro di Fakultas Teknik UMB mengatakan, "Reaksi yang cepat dan akurasi yang tinggi diperlukan untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan siber,” kata Andi Jumat (9/6).

Baca juga : Debat Capres, Prabowo-Gibran Janji Bangun Pertahanan Siber

Dalam jurnal mereka yang berjudul Response time optimization for vulnerability management system by combining the benchmarking and scenario planning models yang diterbitkan oleh International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol. 13, No. 1 pada  February 2023 lalu, Kedua peneliti mengusulkan penggunaan metode pemindaian jaringan baru yang diharapkan dapat meningkatkan keamanan siber. Metode ini menggabungkan teknik benchmarking dan perencanaan skenario untuk mencapai waktu respons yang lebih baik.

Dalam pemindaian jaringan untuk menemukan titik-titik kerentanan, tim peneliti menggunakan perangkat lunak pemindaian bernama Masscan. Dengan bantuan Masscan, waktu respons untuk menemukan port terbuka pada subnet dapat mencapai kurang dari 2 detik. Selanjutnya, dalam perencanaan skenario untuk mendeteksi kelemahan pada satu host, tim menggunakan alat pemindaian yang dikenal sebagai Nmap, yang memberikan waktu respons kurang dari 4 detik.

“Dari hasil penelitian kami berhasil mencapai waktu respons total kurang dari 6 detik. Ini berarti identifikasi titik kerentanan dapat dilakukan dengan cepat dan tindakan mitigasi yang sesuai dapat diambil untuk melindungi jaringan dari serangan siber,” urai Andi.

Baca juga : 361 Juta Serangan Siber Masuk ke Indonesia Per Oktober 2023

Meskipun metode ini menunjukkan potensi dalam meningkatkan keamanan jaringan, peneliti mengakui bahwa perlindungan keamanan siber harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan taktik serangan yang semakin kompleks. Mereka mendorong kolaborasi antara para ahli keamanan, peneliti, dan organisasi terkait untuk menghadapi tantangan keamanan siber yang terus berkembang. (B-4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya